Menapaki jejak di Bore-Budur BoroBudur ini merupakan kelanjutan dari cerita perjalanan di page Jogja sebelumnya. Hari menjelang sore ketika kami meninggalkan kota gudeg Jogja untuk melanjutkan kearah kota Magelang yang berjarak berkisar 40 km.
Menjelang magrib kami tiba kota Magelang.Kami memutuskan mencari penginapan yang dekat dengan tujuan perjalanan kami selanjutnya yaitu Borobudur,yihuiiii....
Sore itu kami Alhamdulillah bisa membaringkan tubuh disebuah kamar sejenis home stay disekitar Magelang setelah agak rempong menyisir penginapan yang ternyata pada penuh.Maklum akhir tahun,liburan panjang.Setelah nego dengan pemiliknya,dapat juga kami kamar yang lumayan besar dengan double bed plus kamar mandi dalam yang ada air hangatnya,Jadi lumayanlah bisa mandi mandi cantik dulu sebelum bobok hihihih....
Setelah menyantap sarapan pagi yang disediakan penginapan berupa pecel lele komplit kami bergegas untuk siap siap untuk berkemas.Selagi memasukan tas ke bagasi kami diserbu ibu ibu dan beberapa anak anak yang meupakan pedagang kaos khas borobudur.Belilah kami beberapa,hitung hitung untuk menyenangkan hati penjual dipagi hari.3km arah Borobudur kami berhenti sejenak untuk melihat candi Mendut.Kami tak berlama lama disini karena kami takut terjebak macet menuju Borobudur nantinya.Jadi kami langsung jalan saja.Maklum menurut petunjuk dari sang pemilik penginapan,dan ini adalah juga merupakan tips loh beib...,yaitu
ke BoroBudur itu lebih baik pagi hari.Selain tidak terjebak macet juga agar nanti tidak kena sengatan panas di pendakian Borobudur.
Memasuki kawasan wisata borobudur masih sekitar jam 8 pagi,tapi memang benar sengatan panas mentari sudah gahar menyergap di areal parkir yang luas.Selanjutnya berjalan kearah antrian penjualan karcis masuk.Oya harga tiket dan antrian dibedakan menjadi turis lokal dan mancanegara.Untuk rombongan atau kelompok studi tour ada penawaran khusus.
Setelah mendapat karcis kami langsung masuk.Saya pikir langsung bisa melihat candinya ternyata tidak.Begitu masuk kita langsung di suguhkan taman yang luas.
Untuk mendaki candi pengunjung disediakan semacam kain batik bermotif warna hitam putih.Kain ini berfungsi sebagai pengganti pakaian minim yang mungkin saja dipakai pengunjung.Haraf dimaklumi candi ini kan termasuk candi peribadatan agama Buddha jadi harus dihormati.
Tips lain ketika berkunjung ke candi borobudur adalah harus siap payung,topi dan kacamata.Hal ini agar kita terhindar dari paparan sinar mentari yang bikin kita cengir cengir kepanasan dan sakit kepala sangking mata terkena silau cahayamatahari.
Pakaian juga harus diperhatikan ya beib....pakailah pakaian jenis katun lengan panjang.Kalo bisa oleskan sunblock di wajah dan tangan.Ini tips ampuh menghindar dari dampak sinar UV yang akan membakar alias bikin gosong kulit.Alas kaki pakailah yang seringan mungkin,maklum pendakian di anak tangga dan keliling candi yang tingginya 35 meter cukup menguras tenaga loh...
Seperti biasanya sebagai emak manis,rasanya tidak mungkin sekali kalau saya tidak eksis begaya habis di pelataran candi yang mempunyai arsitektur keren Gunadharma.
Candi yang dibangun oleh Raja Samaratungga antara abad ke-8 hingga abad ke-9 ini,kalau kita ambil fotonya sebagai latar belakang ternyata kerennya pakai banget sobat hihihihi......bisa dikira foto di Wat Anchor di Kamboja
Rasa kagum saya terhadapbangunan candi ini sangatlah besar.Tidak bisa dibayangkan jaman itu betapa luar biasanya proses pembangunannya yang memakan kurun waktu selama 75 tahun.Dimana batu batu andesit dan balok ini dibawa Sungai Elo dan Progo ke bukit ini.Memakai alat berat apa ya untuk mengangkutnya kemari?hebat,luar biasa...
Sepanjang dinding Candi Borobudur pengunjung disuguhi kerennya gambaran kemajuan peradaban di jaman lampau di tanah Jawa ini.Gambaran ini bisa di lihat di setiap pahatan 2672 panel relief.Dan ternyata relief yang jika disusun berjajar akan mencapai panjang 6 km.Artinya jika pengunjung khatam menikmati semua relief ini dari awal hingga akhir berarti sudah jalan sepanjang 6 km,luar biasa kan....
Relief relief yang menghias sepanjang koridor ini mempunyai banyak makna yang terkandung loh...
Seperti makna Karmawibhangga,Lalitawistara, Jataka dan Awadana , Gandawyuha.
Makna yang terkandung menggambarkan tentang kehidupan manusia dan kisah sang Pangeran Sidharta Gautama.Selain itu pigura pigura releief yang ada menceritakan kisah kisah yang berkaitan dengan ajaran Budha seperti penjelasan hukum karma,samsara dan darma.
Ada juga pigura releif yang menceritakan dunia fabel.seperti monyet dan kura kura.
Seni pahat yang kita lihat pada dinding Borobudur memiliki kehalusan gaya dan citarasa estetik yang berkelas dijamannya.
Terlihat juga pada relief penggambaran sebuah kapal yang menyiratkan akan nenek moyang yang berjaya di dunia bahari.
Tentang sudah mengenalnya alat musikpun dijaman itu terlihat pada relief tsb
Oya..dalam membaca relief-relief ini ada aturannya juga yaitu dibaca sesuai arah jarum jam atau istilah jawa kunonya mapradaksina
Oya..dalam membaca relief-relief ini ada aturannya juga yaitu dibaca sesuai arah jarum jam atau istilah jawa kunonya mapradaksina
Sesuai dengan bahasa sangsekertanya bahwa daksina itu berarti timur
Di sudut tenggara dinding candi Borobudur terdapat ukiran Karmawibhangga yang menonjol diantara tumpukan batu andesit
Oya lorong koridor ini pelindung dari panas yang lumayan bila kita berintim dengan borobudur di siang hari yang terik loh...
Bila dilihat dari atas candi ini seperti bunga teratai merekah.
Setiba di puncak candi pengunjung akan dimanjakan dengan hijaunya deretan perbukitan Menoreh, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi yang menakjubkan.Selain itu Gunung Merbabu juga terlihat berdiri tegak mengitari candi.Gunung gunung tersebut memberi efek yang mendamaikan di ketinggian candi ini.
Candi ini mempunyai 3 barisan melingkar yang terdiri dari 72 stupa.Pusatnya adalah adalah stupa besar dimana disitu terdapat arca Buddha yang duduk bersila.
Menyempatkan senyum manis dan bergaya di Candi yang pernah ditulis keberadaannya oleh seorang Empu yaitu Mpu Prapanca di naskah Jawa kuno kitan Nagarakertagama ditahun 1365 dulu
Asal nama candi ini sendiri banyak dibahas dengan versi masing masing.Salah satunya ada dibahas oleh Sir thomas Raffles di buku Sejarah Pulau Jawa.
Sampai di puncak kami ngaso alias mengistirahatkan kaki yang mulai pegal.Rasanya nikmat sekali bisa selonjoran kaki di bawah bayangan stupa utama.Lumayan agak terhindar dari genitnya sinar mentari yang hot hahahaha...Alhamdulillah kami siap sedia minuman elektrolit pengganti ion ion tubuh yang hilang karena aktifitas diluar ruangan yang panas.Ini juga salah satu tips loh...
Setelah puas mengelilingi sebelum antri untuk turun kebawah candi kami berfoto foto dulu.
Maklum mendaki candi ini cukup melelahkan juga jadi seperti sedikit kemungkinan untuk kembali mendaki lagi.
Jadi di puaskan dulu melihat,mengamati dan meraba setiap jengkal keindahan bangunan batu yang megah ini.
Jalan keluar ternyata berbeda sisi dengan lintasan yang pengunjung jalani ketika masuk tadi.Sepanjang jalan menuju gerbang keluar pengunjung akan menemui banyak penjual souvenir.
Ada tipsnya juga loh...yaitu pintar pintarlah menawar harga.Setengah harga kalau bisa ya hehehe...
Biasalah pasang muka datar saja ketika melihat barang barang dagangan tsb,pura pura tidak tertarik.
Oya disini juga para pengunjung yang memakai kain batik dipersilahkan untuk menyerahkan kembali ke petugas yang menjaga pos
Saya sudahi dulu cerita perjalanan Borobudurnya beserta tips tipsnya.
Semoga ada manfaatnya jika anda berkunjung ke situs yang merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia ini suatu hari nanti
Sangat informatif..trm kasih utk tulisannya...kayaknya ckp berbakat utk jd penulis terkenal nich bu...
ReplyDeleteSangat informatif..trm kasih utk tulisannya...kayaknya ckp berbakat utk jd penulis terkenal nich bu...
ReplyDelete