Tidak terasa sudah lama juga tidak mempublish draft jogja hari kedua,sangking sibuknya hahaha,halah alasan
okelah,mari kita lanjutkan membahas tentang perjalanan ke kota gudeg ini
Kita bahas satu satu ya cinn...
MALIOBORO
oya,setelah kami pindah ke hotel di jalan Sosrowijayan yang tidak jauh dari Malioboro,maka paginya kami memutuskan tidak membawa kendaraan dan kami bertekad kuat *ceilahhh bahwa hari ini kami akan mengintari jogja dengan gaya wong londo alias bule.
Taukan maksud gaya bule,ituu...jalan kaki qiqiqi
Karena masih pagi, udara masih segar dan jalanaan masih lenggang jadi kami bisa leluasa melototin setiap jengkal kawasan malioboro sekitarnya.
Ini termasuk salah satu tips bisa menikmati malioboro dengan santai loh...
Tujuan pertama adalah foto di tiang nama jalan malioboro.maksudnya biar bisa pamer pernah ke malioboro yang terkenal itu hahaha...
Karena masih lenggang jadi kami bebas boo...asikk semesta alampun mendukung pokoknya,yayy..
coba kalau sudang siang sedikit,wah bakal di senggol sengol kendaraan yang ramai lalu lalang dikawasan ini.
tidak sia sia kami cepat cepat berkemas ninggalin hotel hahaha.....
Bersebrangan dengan jalan malioboro ada stasiun tugu,terlihat selintas nama jalannya pasar kembang.tapi anak anak kurang berminat untuk diajak melihat lihat daerah itu,mungkin karena terlihat seperti terminal atau stasiun jadi sudah ogah duluan.Ya udah kita berhenti ditengah jalan aja deh...*loh? Ditengah jalan itu maksudnya tepat ditengah jalan antara jalan pasar kembang dan jalan malioboro.Dan sekali lagi kami bebas berfoto di dekat pembatas jalan yang merupakan
ukiran besi bertuliskan malioboro dengan huruf jawanya itu.keren kan?hahaha....*sok lebay debay ah.. Malioboro ini berasal dari
bahasa sangsekerta yang artinya karangan bunga.selain itu konon kata malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama “Marlborough” yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816 M.
Selagi asik berfoto saya melihat sepeda ditrotoar.Jadi inget pernah lihat pemandangan sepeda begini ketika lagi ngelencer ke Tokyo tempoe doeloe itu.
Bedanya kalau yang di Tokyo sepedanya di tempatkan pada parkir khusus yang hanya bisa dilepas setelah kita memasukan koin yen sesuai harga sewanya.Kalau yang disini disandarkan di toko toko yang ada di trotoar.
Harga sewanya mulai harga 10.000,/jam, harga sewa sepeda harian mulai 50.000/hari, 75.000,-/hari, 100.000,/hari, 150.000,/hari.
Godaan abang abang becak yang menawarkan kendaraannya kami tolak sehalus mungkin ditambah senyum manis,ting...
Bukannya apa apa,mereka kali ini hanya menawarkan Rp 5000 doang untuk keliling dengan tujuan seperti kemarin,tapi sudahlah biarkan kisah naik becak menjadi bagian cerita kemarin,sekarang kami ingin bersenang senang dengan kaki kami hahaha
PASAR BERING HARJO
Kalau dihari pertama kami diajak berkeliling naik becak dan diajak berbelanja di toko toko yang awalnya katanya mau diajak ke tempat pembuatannya,maka hari ini kami ingin langsung menjumpai pasar yang terkenal di jogja yaitu pasar Bering Harjo yang menurut fungsi ekonomi rakyat jogja merupakan salah satu dari pilar 'Catur Tunggal'
nah catur tunggal ini yang akan kami kunjungi selama di jogja ini yaitu Kraton, Alun-Alun Utara dan Pasar Beringharjo ini.
Memasuki Pasar Beringharjo yang konon telah digunakan sebagai tempat jual beli sejak tahun 1758 terasa sekali nuansa pasar tradisionalnya.
Bila ingin berburu batik dalam jumlah besar dan jajanan pasar kita bisa kepasar ini.
Aroma jamu menyeruak ketika kami memasuki pasar.Dengan tergesa gesa kami mencari jalan untuk sampai ketempat yang agak luas di pasar ini.Benar ditengah tengah gedung ada tempat yang lumayan bisa untuk mengganti persedian oksigen yang mulai menipis di paru paru,sumpek sumpah hahah...
Menurut sejarahnya mengapa pasar ini dinamakan Pasar Beringharjo karena dijaman lampau kawasan ini merupakan hutan beringin.
Nah,setelah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri tepatnya tahun 1758, maka hutan beringin disulap jadi pasar.kalau tambahan kata Harjo menurut bahasa jawanya kesejateraan.Arti seluruhnya kalian tentu ngerti kan?kalau tidak baca jampi jambi mbah google aja ya hahaha....
Pertama belanja nawarnya yang pinggir kios gitu.terpikir murah gitu harganya ternyata eike kasih tau ya saudara saudara...masuklah anda kedalam toko toko yang didalam,karena disitu harganya lebih murah cin...dan bajunya oke punya,dapet mukena bercorak rainbow yang adem bahannya serta tebal dengan harga grosir boo...kalau begini eike jadi happy
Ini termasuk juga tips ketika belanja di pasar ini ya jeng...jangan tergoda,melirik atau mendekati kios kios yang dipinggir bila tak ingin kecewa.Masuk sedikit kedalam toko toko grosiran didalam yang banyak terdapat didalam.Yang digambar atas ini yang mahal dan kualitas kurang.kalau yang didalam ok banget.cardigan batik dengan warna lucu hanya tiga puluh ribu.bandingkan dengan harga yang diluar setelah adu tarik urat leher dengan pedagang dapetnya lima puluh lima ribu dari harga tujuh puluh lima ribu....*otak dagang langsung menjelma jadi kalkulator dadakan
Setelah berdesak desakan didalam pasar kami memutuskan keluar dari pasar.
Perut sudah mulai berdemo minta diisi.maklum sarapannya cuma teh manis hangat dan roti doang.sebagai orang Indonesia tulen kalau belum bertemu makanan berat belum makan itu tandanya hahaha...
Disepanjang trotoar pinggiran pasar berjejer penganan yang beraneka ragam jenisnya.Masalah harganya sepertinya relatif tergantung dompet masing masing,biar adil
Tinggal pilih..pilih..
Eits,satu tips lagi dari saya untuk pemirsah lebih baik tanyakan dulu harga makanan yang akan dibeli.
Selain itu tidak perlu beli banyak banyak cicipi dulu sedikit daripada menyesal diakhir kan tidak lucu hihihi... *kalau menyesal diawal namanya pendaftaran kan,halahhh..
Kalau menurut kami rasanya kurang deh,cuma lapar mata doang persis suasana ramadhan jelang buka,kepinginnya doang hihihi....
Setelah sarapan kami berjalan menyusuri jalan dan terkadang berhenti sebentar untuk melihat lihat atau membeli souvenir yang menarik atau murah meriah yang berjejer di trotoar sepanjang jalan
BENTENG VREDEBURG
Sebelum perjalan menuju keraton,diujung selatan jalan malioboro ternyata kami melintasi sebuah benteng tua peninggalan jaman kolonial yang dibangun ditahun 1970 yaitu benteng Vredeburg .
Ya pasti kami mampir dululah,sekalian jalan gitu.
Sebelum memasuki benteng terlihat ada jembatan diatas sungai kecil
Setelah narsis didepan gerbang seperti biasa kami beli tiket masuk dulu supaya tidak dibilang pengunjung gelap,hahaha..halahh
Kebayang tuh kolonial belanda niat banget bikin benteng ini dijaman dulu.
bangunan yang ada didalam benteng merupakan bangunan bangunan tua khas jaman kolonial.
si abang bergaya dulu di depan,senyum geh bang..jangan malu malu hihihi....
Ditengah area ada ruang terbuka yang sejuk karena terlindungi oleh pohon pohon yang rindang.
Bangunan disini bentuknya melingkar dengan selasar penghubung.
bangunan tersebut adalah Diorama-diorama.
Didepan pintu diorama yang akan kami masuki terdapat patung pangeran diponegoro dengan kuda putihnya.
Diorama ini didalamnya menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru.
selain itu didalamnya juga terdapat koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia.
Perjalanan diorama dimulai dengan mendekatkan diri ke pintu diorama pertama,supaya afdol hahah.... Sebelum masuk keruangan diorama,kami melihat lihat dulu denah gedung ini yang terdapat diselasar pintu masuk diorama 1 supaya tidak tersesat dalam diorama nanti hihihi....
diselasar inipun kita bisa menemukan peninggala peninggalan sejarah tentang kota jogja
yang dipajang di etalase kaca.
selain itu ada batu pertama yang diletakan oleh presiden pertama RI dalam pemugaran gedung gedung yang ada didalam benteng ini
Setelah puas diselasar baru kami mulai memasuki ruang diorama 1.Diruang diorama ini kami mendapati suasana museum yang kental dengan keadaan negeri kita sejak Perang Diponegoro (1825-1830) sampai dengan masa penjajahan Jepang (1942-1945). Yukkk,mari kita masuki wilayah diorama diorama yang ada,mariii....
Pertamakali masuk ruangan patung ini yang paling menarik karena terlihat nyata dan menggambarkan pemuda jawa kala itu.
Selain itu anak anak tertarik sekali ketika melihat replika yang menampilkan suasana kala itu sesuai peristiwa peristiwa sejarah yang terjadi dimasa ini.
Maka dimulailah kegiatan kami mempelototin satu satu detail replika yang ada didalam etalase.Dimulai dari etalase yang memuat cerita Pangeran Diponegoro,repelika suasana kongres Budi Utomo di Yogyakarta, berdirinya organisasi Muhammadiyah, pemogokan kaum buruh di pabrik gula di sekitar Yogyakarta, berdirinya Taman Siswa, Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, Kongres Jong Java, hingga sejarah awal mula masuknya Jepang di Yogyakarta.
Selagi anak anak belum mau beranjak dari keasikannya mengamati replika yang ada di etalase,sebagai emak emak manis eike langsung nyolek suami untuk mengabadikan gaya eike yang berada dalam diorama ini.
Oya di etalase juga ada jas salah seorang pahlawan kala itu.Tapi sayang eike tidak mencatat siapa gerangan
ah sayang banget ya... hanya sempat memfotonya saja hiks..
maaf tanpa keterangan
Lanjut ke diorama dua ya...
Didalam diorama dua ini replika yang ditampilkan pada etalase yang berjejer adalah menggambarkan suasana dengan adegan yang berkaitan dengan peristiwa sejarah sejak Proklamasi Kemerdekan RI tahun 1945 sampai dengan Agresi Militer Belanda I tahun 1947.
KERATON
Untuk menuju keraton kami melipir diantara para pedagang yang menggelar dagangannya diarea alun alun ini.
Dari baju,souvenir,sepatu topi hingga makanan bertebaran disini.Lumayanlah sambil jalan sambil lirik lirik barang jadi panas yang menyengat tidak terasa karena bisa cuci mata ,halahh hahahaha...
selesai satu lagi misi mengunjungi catur tunggalnya jogja yaitu alun alun kidul ini
Sebelum membeli tiket masuk keraton kami tertarik dengan beberapa jualan souvenir dibawah pohon beringin depan keraton
Kebetulan harganya tidak mahal jadi kami bisa membeli beberapa bungkus untuk oleh oleh
Selain itu sikecil kami merengek untuk dibelikan topi khas jogja yaitu blankon.
Setelah puas pilih pilih dan membeli kami ditawari minuman dingin dengan harga promosi oleh mbak SPG minuman.Lumayan buat bekal keliling kraton
Akhirnya kesampaian juga di misi terakhir menjelajahi jogja yaitu Keraton.
nih..foto penampakannya,kelihatan kan gerbang keratonnya hihihi....
ini namanya Pintu Gerbang Donopratopo, Kraton Yogyakarta.Ketika akan masuk ke keraton kami ditawari untuk ditemani guide,berhubung kami ingin santai maka kami menolaknya dengan halus.tidak enak saja kalau tiba tiba anak anak pingin ngaso dulu di pojokan sehingga membuat mas guidenya menunggu,ngga bebas gitu kata anak anak,iya sih ntar emak manis ini bisa rikuh kalau lagi mau bergaya hihihi..
Kraton yang terletak di jalan Rotowijayan ini bisa dikatakan sebagai museum nyata yang menyajikan kebudayaan jawa sekaligus masih menjadi tempat tinggal raja yang juga merupakan raja yang masih ada di bumi Dan ini sebabnya mengapa keraton ini disebut sebagai penjaga nyala kebudayaan Jawa.
Oya provinsi ini merupakan salah satu provinsi yang mendapat keistimewaan seperti yang tercermin di namanya yaitu daerah istimewa Yokyakarta.
Bangunan disini berkonstruksi Joglo dengan arsitektur jawa yang kental. Selain joglo disini juga terdapat banyak bangsal yaitu joglo yang terbuka tanpa dinding.Nah.. ketika kita memasuki komplek kraton ini maka yang bangsal pertama yang kita lihat adalah bangsal pagelaran yang mana biasanya berfungsi sebagai tempat untuk menggelar upacara adat keraton. Bangsal yang terlihat sekarang ini telah dipugar di tahun1934 oleh Sultan Hamengkubuwono VIII.
Kami berhenti sebentar untuk melihat lihat bangsal Sri Manganti yang biasa digunakan sebagai tempat pertunjukan tari dan seni karawitan gamelan di Kraton Yogyakarta.
Lalu kami beralih ke Gedhong Kaca,yaitu Museum Hamengku Buwono IX Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Anak anak asik mengamati bangsal Manguntur Tangkil dimana disitu dipajang boneka-boneka dalam bentuk adegan "pasowanan".
Selesai berkeliling diseputaran keraton kaki terasa pegal sangat maka kami berhenti sejenak untuk mengistirahatkan kaki disebuah tratag tempat diletakan beberapa gamelan.
Karena kami tidak boleh masuk cukup melihat dari luar saja dan duduk melimpir dipinggir sambil minum sejenak,haus rek..hahaha..
Gamelan adalah alat musik khas jawa yang cara memainkanya dengan dipukul.Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.
Sebelum meninggalkan Kraton,sempat mengambil foto kembali.kali ini ingin melihat detail huruf hanacaraka yang terukir diatas tiang di sebuah bangsal besar.
Setelah jalan keliling Jogja dari pagi hingga tengah hari,maka tibalah saatnya kami mencari makanan khas yaitu gudeg jogja yang terkenal.Kebetulan pas duduk nungguin anak anak yang lagi keliling benteng eike sempat ngobrol dengan seseorang yang sedang wisata juga ke kota ini.Beliau sudah sering menyinggahi kota ini.
Kebetulan,jadi sekalian saja tanya tentang tempat penganan enak khas kota ini kepada beliau.
Beliau rekomendasikan gudegnya yu Djum didaerah kaliurang km 4.5
Beliau kasih petunjuk jalan,dari kampus UGM lurus saja,ketemu lampu merah dekat sungai tidak jau dari situ belok ke kanan.
Jalannya tidak terlalu besar,masuk ke gang.dan bangunannya juga berupa rumah tua.
Ketika melewati pintu masuk maka kita bisa langsung mendengar lagu lagu khas jawa yang dinyanyikan sekelompok orang yang terlihat begitu mahir dalam memainkan alat musik dan seorang penyanyi wanita dengan tembang merdunya.
Jadi ketika menikmati penganan khas kota ini terasa sekali nuansa jogjanya.
Gudeg disini rasanya lebih manis dibanding dengan dengan yang di wates kemarin.Kalau anak anak yang terbiasa makan panganan pedas sepertinya akan merasakan sensasi yang berbedalah hahaha....
Terlihat banyak pengunjung yang membungkus gudeg yang akan dijadikan oleh oleh.
Selesai bergudeg ria,perut kenyang kami memutuskan untuk kembali ke hotel,waktunya chek out dan mengemas barang barang.
Sekitar jam 3 sore kami meninggalkan Jogja menuju Magelang,berakhir sudah cerita setangkup haru dalam rindu "Pulang ke kotamu,Jogjakarta"
Tujuan selanjutnya mendaki candi terbesar yaitu Borobudur besok yeayyy.....
Ruangan yang ada sungguh terawat dan bersih.
ini keren banget menurut saya karena tiket yang kami beli di depan tadi harganya murah,tidak samapai goceng.
Jempol banget untuk para pengurusnya.
ah sayang banget ya... hanya sempat memfotonya saja hiks..
maaf tanpa keterangan
Lanjut ke diorama dua ya...
Didalam diorama dua ini replika yang ditampilkan pada etalase yang berjejer adalah menggambarkan suasana dengan adegan yang berkaitan dengan peristiwa sejarah sejak Proklamasi Kemerdekan RI tahun 1945 sampai dengan Agresi Militer Belanda I tahun 1947.
Disini kita juga bisa melihat replika ini jadi ikut merasakan bagaimana berkobarnya semangat para pejuang kemerdekaan bangsa kita.
Suasana pembacaan teks proklamasi yang dilakukan oleh tokoh tokoh proklamator jelas tergambar disini.juga adegan masa ketika bapak Soekarno Hatta memindahkan Ibukota pemerintahannya ke Jogja untuk sementara waktu.
Lalu ada reka adegan pengambil alih percetakan Harian Sinar Matahari dan diganti namanya menjadi Kedaulatan Rakyat.
Ini penampakan asli mesin cetak koran harian Kedaulatan rakyat.Sungguh beruntung kita masih bisa melihat benda yang menjadi salah satu saksi sejarah jaman kemerdekaan RI ya guys....
Selain yang diatas bila teman teman memasuki diorama dua ini maka akan bisa melihat deh replika adegan penurunan bendera Hinomaru dan pengibaran bendera merah putih di Gedung Cokan Kantai (Gedung Agung), adegan peristiwa pengeboman balai mataram, gedung RRI dan Museum Sonobodoyo oleh tentara sekutu, reka peristiwa Pertempuran Kotabaru, pelucutan senjata tentara Jepang oleh polisi istimewa, pemuda, dan massa rakyat, replika sejarah berdirinya sekolah Militer Akademi di Yogyakarta hingga terbentuknya cikal bakal ABRI yaitu pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Kongres Pemuda di Yogyakarta.ada juga pemaparan sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada,
Kalau yang di Diorama ketiga menyuguhkan adegan peristiwa sejarah sejak Perjanjian Renville sampai dengan adanya pengakuan Kedaulatan RIS tahun 1949.
Lalu pada Diorama ke empat menampilkan adegan peristiwa sejarah terbentuknya NKRI tahun 1950 sampai dengan tahun 1974.
tapi maaf sekali lagi disini tidak ditampilkan fotonya ya supaya pemirsah bisa punya keinginan langsung mengunjungi benteng yang telah menjadi museum keren ini hahaha.....
Setelah menggelinding eh mengkhatamkan ruangan ruangan diorama ini kami akhirnya bisa menghirup udara alami kembali
Istirahat sebentar dengan si dia di bangku yang terletak pada atrium utama benteng.
semilirnya angin dan rindangnya pohon pohon juga daun daun yang merambat membuat suasana panas dan gersang siang ini berubah jadi sejuk.
kalau boleh saja rasanya pingin tiduran sejenak disini hihihi...
Sempat juga beli minuman di kantin kecil yang berada didepan samping loket.Ternyata disitu ada tangga saudara..saudara,tangga ini yang membuat kita bisa naik ke benteng yang melingkari area ini.Letaknya diatas pagar jadi kita bisa melihat dengan bebas pemandangan diluar sekitar benteng.mungkin ini tempat pengintipan ya tempoe doeloe hihihi
Hm....selesai dari Vredeburg kami berjalan lagi menyusuri arah keselatan jalan Malioboro
Tempat ini merupakan kawasan titik nol kilometernya kota Jogja.
Tepat diujung jalang di perempatan lampu merah berdiri monumen serangan umum 1 maret.
seperti biasa si emak manis berhenti sejenak sambil melempar senyuman ke arah kamera,hiyaaa emak..emak...
Setelah itu si emak balik badan mencari posisi agar bisa berfoto dengan latar belakang patung raksasa yang dikenal dengan label “Tropic Effect”nya itu.
Ini penampakan asli mesin cetak koran harian Kedaulatan rakyat.Sungguh beruntung kita masih bisa melihat benda yang menjadi salah satu saksi sejarah jaman kemerdekaan RI ya guys....
Selain yang diatas bila teman teman memasuki diorama dua ini maka akan bisa melihat deh replika adegan penurunan bendera Hinomaru dan pengibaran bendera merah putih di Gedung Cokan Kantai (Gedung Agung), adegan peristiwa pengeboman balai mataram, gedung RRI dan Museum Sonobodoyo oleh tentara sekutu, reka peristiwa Pertempuran Kotabaru, pelucutan senjata tentara Jepang oleh polisi istimewa, pemuda, dan massa rakyat, replika sejarah berdirinya sekolah Militer Akademi di Yogyakarta hingga terbentuknya cikal bakal ABRI yaitu pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Kongres Pemuda di Yogyakarta.ada juga pemaparan sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada,
Kalau yang di Diorama ketiga menyuguhkan adegan peristiwa sejarah sejak Perjanjian Renville sampai dengan adanya pengakuan Kedaulatan RIS tahun 1949.
Lalu pada Diorama ke empat menampilkan adegan peristiwa sejarah terbentuknya NKRI tahun 1950 sampai dengan tahun 1974.
tapi maaf sekali lagi disini tidak ditampilkan fotonya ya supaya pemirsah bisa punya keinginan langsung mengunjungi benteng yang telah menjadi museum keren ini hahaha.....
Setelah menggelinding eh mengkhatamkan ruangan ruangan diorama ini kami akhirnya bisa menghirup udara alami kembali
Istirahat sebentar dengan si dia di bangku yang terletak pada atrium utama benteng.
semilirnya angin dan rindangnya pohon pohon juga daun daun yang merambat membuat suasana panas dan gersang siang ini berubah jadi sejuk.
kalau boleh saja rasanya pingin tiduran sejenak disini hihihi...
Sebelum meninggalkan benteng ini tak lupa emak manis ini bergaya di tengah patung Jendral Soedirman yang waktu masuk pertama kali tadi belum sempat memfotonya.Bisa dibilang ini adalah penampakan taman jika kita masuk ke area ini.
Sempat juga beli minuman di kantin kecil yang berada didepan samping loket.Ternyata disitu ada tangga saudara..saudara,tangga ini yang membuat kita bisa naik ke benteng yang melingkari area ini.Letaknya diatas pagar jadi kita bisa melihat dengan bebas pemandangan diluar sekitar benteng.mungkin ini tempat pengintipan ya tempoe doeloe hihihi
Hm....selesai dari Vredeburg kami berjalan lagi menyusuri arah keselatan jalan Malioboro
Tempat ini merupakan kawasan titik nol kilometernya kota Jogja.
Tepat diujung jalang di perempatan lampu merah berdiri monumen serangan umum 1 maret.
seperti biasa si emak manis berhenti sejenak sambil melempar senyuman ke arah kamera,hiyaaa emak..emak...
Setelah itu si emak balik badan mencari posisi agar bisa berfoto dengan latar belakang patung raksasa yang dikenal dengan label “Tropic Effect”nya itu.
Demi foto ini si emak memaksa manis si bapak untuk mundur kembali hahahaha...
Diperempatan titik nol kilometer kota Jogja ini kita musti bersabar untuk menyebrang.
Ini dikarenakan kepadatan lalu lintas yang sudah jelang tengah hari
Tapi tak usah bete duluan ya...
karena dikawasan sekitar titik nol kilometer ini sambil menunggu lampu hiajau kita bisa puas memandang Loji yaitu bangunan-bangunan kuno tua yang besar peninggalan Belanda.
Seperti kantor de Indische Bank yang sekarang dikenal dengan BNI
Perempatan Titik Nol Kilometer Yogyakarta pertemuan ini merupakan titik temu Jalan A. Dahlan, Jalan Senopati, Jalan A. Yani dan, jalan menuju Alun-alun Utara.Diperempatan titik nol kilometer kota Jogja ini kita musti bersabar untuk menyebrang.
Ini dikarenakan kepadatan lalu lintas yang sudah jelang tengah hari
Tapi tak usah bete duluan ya...
karena dikawasan sekitar titik nol kilometer ini sambil menunggu lampu hiajau kita bisa puas memandang Loji yaitu bangunan-bangunan kuno tua yang besar peninggalan Belanda.
Seperti kantor de Indische Bank yang sekarang dikenal dengan BNI
KERATON
Perjalanan menuju Kerotonpun dimulai dengan mengambil arah alun alun kidul atau utara yang lagi ramai dengan para pedagang yang memenuhi area karena ada pasar malam yang diadakan pada acara sekaten.Oya Sekaten ini merupakan pesta rakyat yang diadakan sejak Sultan Hamengkubuwono I dalam rangka menyambut dan memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya.Bisa dikatakan salah satu kegiatan syiar agama
Untuk menuju keraton kami melipir diantara para pedagang yang menggelar dagangannya diarea alun alun ini.
Dari baju,souvenir,sepatu topi hingga makanan bertebaran disini.Lumayanlah sambil jalan sambil lirik lirik barang jadi panas yang menyengat tidak terasa karena bisa cuci mata ,halahh hahahaha...
selesai satu lagi misi mengunjungi catur tunggalnya jogja yaitu alun alun kidul ini
Sebelum membeli tiket masuk keraton kami tertarik dengan beberapa jualan souvenir dibawah pohon beringin depan keraton
Kebetulan harganya tidak mahal jadi kami bisa membeli beberapa bungkus untuk oleh oleh
Selain itu sikecil kami merengek untuk dibelikan topi khas jogja yaitu blankon.
Setelah puas pilih pilih dan membeli kami ditawari minuman dingin dengan harga promosi oleh mbak SPG minuman.Lumayan buat bekal keliling kraton
Akhirnya kesampaian juga di misi terakhir menjelajahi jogja yaitu Keraton.
nih..foto penampakannya,kelihatan kan gerbang keratonnya hihihi....
ini namanya Pintu Gerbang Donopratopo, Kraton Yogyakarta.Ketika akan masuk ke keraton kami ditawari untuk ditemani guide,berhubung kami ingin santai maka kami menolaknya dengan halus.tidak enak saja kalau tiba tiba anak anak pingin ngaso dulu di pojokan sehingga membuat mas guidenya menunggu,ngga bebas gitu kata anak anak,iya sih ntar emak manis ini bisa rikuh kalau lagi mau bergaya hihihi..
Oya provinsi ini merupakan salah satu provinsi yang mendapat keistimewaan seperti yang tercermin di namanya yaitu daerah istimewa Yokyakarta.
Bangunan disini berkonstruksi Joglo dengan arsitektur jawa yang kental. Selain joglo disini juga terdapat banyak bangsal yaitu joglo yang terbuka tanpa dinding.Nah.. ketika kita memasuki komplek kraton ini maka yang bangsal pertama yang kita lihat adalah bangsal pagelaran yang mana biasanya berfungsi sebagai tempat untuk menggelar upacara adat keraton. Bangsal yang terlihat sekarang ini telah dipugar di tahun1934 oleh Sultan Hamengkubuwono VIII.
Kami berhenti sebentar untuk melihat lihat bangsal Sri Manganti yang biasa digunakan sebagai tempat pertunjukan tari dan seni karawitan gamelan di Kraton Yogyakarta.
Lalu kami beralih ke Gedhong Kaca,yaitu Museum Hamengku Buwono IX Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Terlihat didalam etalase kaca patung patung yang mengambarkan pakaian pakaian yang dikenakan dalam keraton.
Kita bisa melihatnya sepanjang koridor yang dibatasi rantai.
Kita bisa merasakan bagaimana cita rasa detail arsitektur keraton yogyakarta ini begitu indah,anggun dengan filosophi jawa yang kental terkandung di dalamnya. Maklum kepala arsitek keraton ini ternyata adalah Sultan Hamengku Buwono I sendiri.
Tiang-tiang bangunan begitu menarik dengan sentuhan warna hijau gelap atau hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain,khas sekali
Selesai berkeliling diseputaran keraton kaki terasa pegal sangat maka kami berhenti sejenak untuk mengistirahatkan kaki disebuah tratag tempat diletakan beberapa gamelan.
Karena kami tidak boleh masuk cukup melihat dari luar saja dan duduk melimpir dipinggir sambil minum sejenak,haus rek..hahaha..
Gamelan adalah alat musik khas jawa yang cara memainkanya dengan dipukul.Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.
Tapi maaf eike tidak mengerti artinya hahaha..
Puas juga mengelilingi seputaran keraton walau tidak sepenuhnya di sambangi tapi cukuplah apalagi tadi kami punya pengalan unik ketika lagi berada di maket peta keraton dimana sempat terperangah ketika ada seorang guide yang menceritakan tentang keputren yang dulu diperuntukan untuk istri istri raja jaman dulu yang jumlahnya bikin anak anak terperangah,eits...itu jama dulu loh nak,sekarang sudah ngga gitu lagi loh
Sebelum benar benar say good bye dengan keraton si emak manis ini sibuk berfoto dulu dengan patung abdi dalem yang merupakan gambaran penjaga keraton tempoe doeloe.
WISATA KULINER
Kebetulan,jadi sekalian saja tanya tentang tempat penganan enak khas kota ini kepada beliau.
Beliau rekomendasikan gudegnya yu Djum didaerah kaliurang km 4.5
Beliau kasih petunjuk jalan,dari kampus UGM lurus saja,ketemu lampu merah dekat sungai tidak jau dari situ belok ke kanan.
Jalannya tidak terlalu besar,masuk ke gang.dan bangunannya juga berupa rumah tua.
Ketika melewati pintu masuk maka kita bisa langsung mendengar lagu lagu khas jawa yang dinyanyikan sekelompok orang yang terlihat begitu mahir dalam memainkan alat musik dan seorang penyanyi wanita dengan tembang merdunya.
Jadi ketika menikmati penganan khas kota ini terasa sekali nuansa jogjanya.
Gudeg disini rasanya lebih manis dibanding dengan dengan yang di wates kemarin.Kalau anak anak yang terbiasa makan panganan pedas sepertinya akan merasakan sensasi yang berbedalah hahaha....
Terlihat banyak pengunjung yang membungkus gudeg yang akan dijadikan oleh oleh.
Selesai bergudeg ria,perut kenyang kami memutuskan untuk kembali ke hotel,waktunya chek out dan mengemas barang barang.
Sekitar jam 3 sore kami meninggalkan Jogja menuju Magelang,berakhir sudah cerita setangkup haru dalam rindu "Pulang ke kotamu,Jogjakarta"
Tujuan selanjutnya mendaki candi terbesar yaitu Borobudur besok yeayyy.....
karna jogja tidak akan pernah ada habisnya..
ReplyDelete