Jeep kami meluncur ke bawah menuju kawasan kaldera Bromo.
Spot ini di kelilingi lautan pasir yang luas sekitar 10 km persegi.
Spot yang kami kunjungi ini merupakan daya tarik dari Gunung Bromo yaitu mempunyai keistimewaan sebuah kawah di puncak gunung yang masih aktif.Ini terlihat dari kepulan asap putih berbau belerang yang khas.Dari jauh baunya sudah mulai tercium di bawa angin yang berhembus.
Bentuk tubuh Gunung Bromo sendiri bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera.
Oya untuk dapat sampai di lokasi wisata Kawah Gunung Bromo, dari tempat parkir Jeep memerlukan tenaga untuk sebuah perjuangan yaitu menelusuri lautan pasir sejauh 1,5 km lumayan bikin pegal kaki tapi cukup menghangatkan tubuh karena terhitung jalan sehat juga sih hihihi...
Bila tidak mau berlelah lelah jalan kaki para pengunjung dapat juga menggunakan jasa sewa kuda untuk sampai di anak tangga yang menuju puncak kawah.
Sekali lagi perlu hati hati sebelum memutuskan untuk naik kuda.lebih baik di tanyakan kejelasan harga.
Harganya lumayan juga sekali jalan 100 ribu,pulangnya nambah lagi 50 ribu.
Yang berlebih uang sih ngga masalah lah ya,tapi kalau buat kami berlima orang harus mengeluarkan uang berapa?mahal boo hahaha...
Karena jalannya datar dan tempat tujuan terpampang jelas dan nyata kami memutuskan jalan kaki sambil menikmati sapaan genit para pasir di sepatu.Cuma 1.5 km ini,dekatlah.Tapiii
Hati hati liat bawah ya jalannya.Karena banyak berserakan kotoran kuda hiyy....
Akhirnya sampai juga kami di bawah kaki gunung Batok yang kami lihat dari atas puncak Penanjkan subuh tadi.
Langsung deh seperti biasa ambil posisi untuk mengabadikan momen langka ini.
Ternyata keuntungan berkunjung ke kawasan pegunungan Tengger dengan lautan pasir nan luas di akhir tahun itu adalah kami terhindar dari serangan debu pasir yang biasanya lebih kencang di musim kemarau.
Akhir tahun membuat pasir lebih basah jadi agak berat untuk melayang layang di udara.
Ternyata anak kedua tidak cukup kuat untuk meneruskan perjalanan menuju kaldera.Separuh jalan ia langsung balik badan menuju parkir jeep untuk tidur.
Efek dari diare hampir 3 hari selama perjalanan membuat badannya lemah.
Maka pejuang tangguh tinggal berempat orang.Dan saya satu satunya wanita di rombongan ini.
Melewati gunung Batok kita di suguhi pemandangan
Pura Suci Suku Tengger yang biasa di fungsikan untuk melaksankan perayaan Yadya Kasada atau biasa disebut dengan nama Upacara Kasodo.
Nah,apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo ini, yang biasa di adakan oleh masyarakat asli sekitar wilayah Tengger ini .
Upacara ini biasanya di mulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa.
Pada acara ini pengunjung juga bisa melihat upacara pemberian sesajen yang di lempar ke arah kawah.Dan biasanya bila jelang siang pengunjung juga akan melihat unjuk keberanian masyarakat sekitar yang berburu alap berkah sesajen yang di lempar ke kawah.Bila beruntung mereka bisa menangkap ayam atau sesajen lain yang ada di pinggir bawah kawah.
Belum sampai mendekati anak tangga saya mulai keder melihat keramaian pengunjung yang berjubel dan mengantri untuk meniti anak tangga yang jumlahnya sekitar 250 anak tangga.Jumlahnya tak pasti bisa lebih bisa juga kurang.Katanya itu adalah keunikan anak tangga tersebut.
Selain itu asap hitam terlihat membumbung tinggi di atas puncak kawah.Bau khas belerang khas tercium dari jauh.
Akhirnya dengan sedikit rasa kecewa atas denyutan yang mulai terasa di dengkul bekas jatuh dinihari tadi sewaktu berburu sunrise di puncak Pananjakan saya give up,nyerah huhuhu...
Saya nyerah deh karena mikir ekplore jawa kali ini masih setengah perjalanan kalau saya habiskan di sini dengan kondisi kaki yang tidak biasanya takutnya tambah parah.
Tapi di sisi lain rasanya gemas banget.secara kesempatan ke sini kan belum tentu ada lagi,hiks..
Akhirnya tinggal 3 pejuang yang tersisa menuju pendakian ke puncak Bromo melihat bibir kawah yang meletup letup itu.Suami,si sulung dan si bungsu.
Saya balik ke bawah menunggu di salah satu warung makanan yang banyak berjejer di kaki gunung Bromo ini.Saya lepas kepergian mereka melanjutkan misi,yihaaaa....Sambil ngemil pisang goreng dari pisang tanduk bersama bule bule yang ternyata suka banget dengan fried banana ala Indonesia kami ngobrol ngobrol ringan.
Dari hasil obrolan ternyata banyak yang gagal menuju puncak dan melihat kawah.
Bahkan ada yang tinggal 4 anak tangga lagi terpaksa balik badan turun.Semburan magma yang masih aktif di kawah menyebabkan kawasan terasa panas dan berbau menyengat.
Aha,ternyata yang nasibnya sama dengan saya yang gagal ini banyak,artinya saya ngga perlu jatuh terlalu dalam kecewa ya kan hahaha...
Untuk menghabiskan waktu saya sempat melihat beberapa oura di sekitar gunung Batok.
Di beberapa tempat saya banyak melihat sesajen yang di letakkan di pura pura kecil yang ada di kawasan ini.
Masyarakat Tengger mayoritas beragama Hindu.
Penamaan Gunung Bromo inipun berasal dari kata “Brahma” yaitu salah satu Dewa Agama Hindu.
Tidak sampai 1 jam para pejuang tanggung yang tersisah turun dari pendakian.Ternyta merekapun tereleminasi dari perjuangan menuju puncak,duh..
Sebenarnya tidak terlalu terkejut karena hampir yang duduk bersama sambil makan tadi ceritanya hampir sama juga.
Setelah melepas lelah dan membungkus beberapa buah pisang goreng untuk kakak,anak kedua yang tertidur di mobil kami memutuskan kembali.
Untuk menghalau lelah sepanjang jalan pulang melintas lautan pasir kami berpose kekinian ala anak muda hihihi..
Kami nikmati setiap jengkalnya sambil menghirup udara yang berbau khas gunung aktif.
Kami sadar untuk ketempat ini lagi adalah suatu yang langka.Entah kapan lagi kami akan kemari lagi.
Suasana sudah mulai cerah.Sinar mentari mulai menyeruak di jam yang telah menunjukan jam 8.30
Untung ada kacamata jadi lumayan untuk penglihatan emak yang mengidap gloukoma seperti saya.
Selain itu bisa keliatan modis sambil nutupin wajah sembab lelah kurang tidur
Seribu kali ku menatap gambarmu
Seribu kali ku menyebut namamu
hasrat padamu kian mendesak kalbu
namun selalu aku merasakan tak mampu
Kemana ku harus melangkah jejakmu samar-samar ku ikuti
Kemana ku harus melangkah
Cintamu terlalu sulit untukku...
Etdahh..Bromo oh Bromo aye jadi nyanyiin ini gegara gagal naik sampai puncak liat gelegak kawahmu hiks...