Wednesday, April 17, 2013

Senja di kota tua Jakarta


........................Oud Batavia...................**cerita dibalik  terjebak macet jakarte




Cerita disetiap pulang ke jakarta pastinya ngga jauh jauh dari yang namanya  macet.
Seperti juga kali ini setelah wira wiri di kantor samsat untuk mengurus surat surat kendaraan saya dan anak anak berencana akan mengunjungi suatu tempat disalah satu sudut jakarta.






Tapi apa mau di kata  walau berangkat sudah diupayakan sepagi mungkin dengan keadaan jalan masih sepi tapi  tetap saja kalau berhubungan dengan yang namanya birokrasi perlu waktu berjam jam hingga urusan kelar semua.






Apalagi kalo mengurus sendiri tampa agen beuhhh harus rela deh dilewati orang orang yang jelas jelas datangnya belakangan.Dan kebetulan banget kantor pelayanan publik kali ini belum memakai mesin antrian.kebayang keuseeelllnya hati disalip para calo disetiap bagian yang musti dijalani.
datang jam 7 pagi teng selesai sampai jam kantor mau ditutup,keterlaluan ngga sih arghhhhh...
mau tak mau ketemu macet deh sepulang dari kantor pelayanan publik tersebut hu..hu..hu...





sambil ngobrol dengan ketiga anak lelakiku yang duduk manis di kursi belakang yang lagi asik menikmati beberapa lagu yang mereka sukai tak terasa kami mulai masuk ke daerah kota tua di suatu sudut  kota jakarta.kebetulan sekali bisa melewatinya karena anak belum pernah diajak ke daerah ini maklum rumah mbah putrinya ada di jakarta timur.walau tahun 90an pernah tinggal lama didaerah cengkareng tapi anak anak belum pernah menginjakan kakinya di kota tua 


Dan diluar perkiraan kami semua ketika melewati oud batavia,old city atau  kota tua ternyata ashar sudah ditengah waktu,ternyata dari pagi sampai sore gini baru satu tempat yang didatangi.jebakan macet dari daerah cengkareng ke kota lumayan luamaa
anak anak sudah ngomel karena takut kami tertinggal waktu ashar jika kami tetap dijalan menuju tempat yang rencananya akan dikunjungi hari ini.
dan parahnya macet dijalan ini juga  ngga bisa dihindari akhirnya diputuskan memasuki wilayah batavia tempoe doeloe ini dan berharaf ketemu mushola


ternyata kami masuk ke jalan yang salah,karena jalan ini tidak diperuntukan mobil tapi hanya untuk lapak kaki lima.maklum hari mulai senja jadi kegiatan perkantoran bank bank yang ada dikota tua ini mulai tutup.maka suasana berganti.terpaksa putar balik lagi.begini nih kalau kurang informasi.





Jalanan kali besar di jakarta barat disiang panas ini macet ngga ketulungan.mana suhu udara yang membuat hati terasa "penuh".
Beruntung di kantor samsat tadi kami sudah 2 kali bertandang di kantinnya untuk sarapan dan makan siang jadi energi yang habis akibat panasnya siang ini (walau mobil pake AC,teteupp..) masih ada cadangan.
melewati jalan ini akan terasa suasana yang berbeda.mungkin ini efek dari pemandangan gedung gedung tua disepanjang sisi jalan.
Dulunya daerah ini yang masih daerah tambora pada jamannya VOC  merupakan jantungnya kota batavia.
Dinamakan jalan kali besar mungkin karena disisinya mengalir kali besar yang kata orang belanda disebut  de groote river yaitu tepian muara kali Ciliwung.

dikiri jalan terlihat ada beberapa kru stasiun tivi yang lagi mengambil gambar di Toko Merah yaitu  toko yang mempunyai gaya arsitektur bangunan cornice House.
toko merah ini konon tempoe doeloe merupakan tempat tinggalnya bos kompeni yaitu gubernur jendral Von Imhoff sekitar tahun 1705-1751,lumayan lama juga ya,sepertinya betah tinggal di batavia di kawasan elit jaman itu  qi..qi..qi..
kalo baca sejarahnya toko merah ini dibangun tahun 1730 oleh Gustaaf Willem Baron van Imhoff.
nama toko merah sendiri diambil karena sempat ditinggali sebagai toko seorang keturunan China yaitu Oey liauw Kong pertengahan abad 19.warna merah yang mendominasi interior dan eksterior  bangunan tokoini menambah   citra mewah dan unik.


Disamping sisi sungai Ciliwung terlihat ada peta sebelum kita berbelok kearah kanan dari jalan kali besar.
Lumayan ada petunjuk dari mana berbelok di jalan yang penuh sesak mobil yang  menghalangi pandangan untuk informasi jalan yang musti diambil








di Roa malaka ini banyak ditemukan gedung gedung tua yang terlantar.kalau ditilik bangunannya sih terlihat bangunan ini megah di jamannya.sayangnya sekarang merana berteman ilalang dan pohon pohon meranggas,ditempeli lumut  lumut didindingnya.




Gedung Tjipta Niaga dijalan kali besar 17 lumayan juga panjangnya karena hingga ke jalan pintu besar utara.apa  mungkin karena kota tua maka bangunanya pun di biarkan menua begitu saja tampa perawatan.dulunya bangunan ini namanya  Internationale Credit en Handels Matschappij yang dibangunsekitar  tahun 1912-1940



Setelah agak berkeliling kami masuk ke kawasan museum fatahilah.Terlihat aktivitas warung tenda yang mulai menggelar disepanjang jalan masuk dekat beos digedung bank bni.
Lumayan lega,ada harafan bisa menggapai waktu ashar 
ya Rabb sang pemilik waktu maafkan kami yang lalai ini......

Ketika memarkir kendaraan terlihat hal yang menarik ketika menjajakan kaki ditempat ini yaitu dua buah kubus biru dengan penjagaan bapak tua,itu toilet umum
Anak anak yang sedari tadi telah berjuang menahan hajat akhirnya  tersalurkan juga melepasnya di bangunan  mungil ini dengan membayar Rp 1000
Dari si bapak tua inilah kami dapat info letak mushola di sebelah belakang gedung kantor pos.
yang menarik ketika kita berdiri beberapa meter dari gedung musium fatahilla atau musium sejarah jakarta ini adalah pemandangan yang beda,unik dan sangat indah.gedung tua dengan gaya neo klasik abad 17 yang luasnya konon lebih dari 1300 meter persegi ini terlihat begitu menawan dibawah naungan langit kota jakarta.



terlihat diatapnya ada menara kecil yang merupakan alat untuk menunjukan arah mata angin.
tepat ditengah atap bagian depan gedung jika dilihat dari dekat ada tulisan Gouvernourkantoor


Setelah blusukan disekitar area musium dengan hiasan kendaraan sepeda onthelnya kamipun melimpir ke satu jalan kecil didepan gedung fatahillah untuk mencari mushola disamping kantor pos



Akhirnya bisa juga kami melakukan perjumpaan rutin yang selalu istimewa dengan si Dia di sebuah mushola sangat,sangat sederhana dan mungil di dekat toilet umum yang maaf sangat memprihatinkan sekali keadaannya.Berbeda dengan tempat di kantor samsat tadi siang ketika zhuhur kami bisa menunaikan di masjid dikomplek kantor itu.

Akram yang sudah berlari duluan ke area ini semangat sekali untuk menyewa sepeda yang banyak berjejer.
warna,model dan jenis tahun keluaran sepeda yang disewakan juga beragam sesuai harganya.bahkan sepeda onthelnya ada yang buatan tahun 1904 juga.
tapi sabar ya nak,kita sholad dulu aja ya......


 dipelataran depan musium fatahillah inipun banyak terdapat pohon pohon besar yang saya rasa usianyapun sudah tua.ada beberapa pohon yang telah ditinggal para daun.hanya tersisa ranting rantingya saja.kalau dilihat secara rasa maka pohon ini menambah nilai heritage tersendiri dikawasan yang memang terkenal sebagai kota tua.








Berasa dalam kotak yang pengap berada dimushola yang sangat sederhana.Walau begitu kami tak langsung beranjak pergi karena kami ingin meluruskan kaki sejenak di mushola kecil dengan atap rendah ini..
Miris deh rasanya di negri yang mayoritas sehari 5 waktu menjalankan sholad kami sering kesulitan untuk melaksanakan kewajiban.biasanya terkendala fasilatas toilet dan tempat yang bersih.padahal dulu ketika melakukan perjalanan di negara yang terkadang tak ditemukan masjid atau mushola kami bisa dengan mudah untuk melaksanakan kewajiban.mungkin karena fasilatas publik yang nyaman yang menyebabkan kami bisa ambil wudhu dimana saja,lalu membentang sajadah di taman,gazebo,disudut ruang suatu mall dan malah saya terkadang diruang menyusui anak sholad...


Selesai sholad kami mencoba sepeda onthel yang banyak di sewakan didepan musium fatahilah dengan sewa Rp 15000 persepeda.sepeda yang disewakan kebanyakan sepeda tua tapi bila kita ingin menyewa sepeda modifikasi juga ada tergantung maunya kita saja.selain itu ada juga jasa ojeg sepeda onthel yang akan membawa kita berkeliling hingga ke muara.


bersepeda dan menyewa topi ala noni noni jaman belande yang khas dengan renda cantik atau top anyam khas ambtenaar(pns jaman kompeni) jadi berasa  jadi noni beneran deh wka..ka..ka..ka...



azzam,akram asik mencoba sepeda selama 30 menit berkeliling disekitar komplek gedung musium fatahila.
ini yang dibilang macet membawa   kebahagiaan tersendiri.
kesal karena urusan birokrasi dan penatnya menaklukan macet ibukota langsung terbang di bawa angin sore.
kebiasaan bersepeda di japan seperti terulang kembali di kota tua ini.
ada  terselip rasa rindu yang terobati walau hanya dengan bersepeda

ayo kak puas puasin bersepeda berdua akram...............



berfoto dengan para seniman yang kreatif....berbaju koran yang di cat hitam.beserta seluruh bagian tubuh yang nampak di warnai hitam ...unik
pertama akram sedikit takut untuk berdekatan tetapi lama lama mau juga untuk mendekat dan berfoto





menuntaskan dahaga dengan es kelapa muda yang menyegarkan disudut taman didepan kantor pos.
mencicipi jajanan khas batagor,mengisi perut yang keroncongan sore ini.



Lapangan fatahillah didepan museum sejarah jakarta ini dikala sore hari ternyata tempat yang mengasyikan juga.
gedung yang diresmikan pada 30 maret 1974 ini sungguh megah tersiram sinar mentari sore.
gedung yang dulunya merupakan balai kota atau stadius ini dibangun sekitar tahun1707-1710 atas perintah gubernur jendral Johan van horn.


sebenarnya ngga ada kebayang dan terencana bisa bersepeda berboncengan bersama keluarga didepan halaman  gedung yang arsitekturnya bergaya baron klasik ini.gedung yang merunjuk pada istana Dam di amsterdam sana.kusen jati yang di cat hijau daun membuat gedung ini punya ciri khas sendiri.





anak anak menggoda kalau mamanya adalah wonder girl yang bersepeda wka..ka..a..
memang sih salah kostum banget hari ini.tapi pan ini tidak terencana.hari ini tak ada jadwal kegiatan diluar tapi didalam gedung apa daya takdir menghantarkan menghabiskan senja dikota tua....                                                    




para kru dan pengisi acara sibuk mondar mandir mencari lokasi yang pas disela banyak para pedagang kaki lima yang mulai menggelar dagangannya sore ini.
ternyata syuting yang kami lihat  di toko merah siang tadi berlanjut sampai disini juga.terlihat si ceriwis mbak Welas asik mewawancarai widhi vierra untuk acara sabtu seru...



ngeliat artis yang dirubungi masa jadi tergerak juga pingin ambil gambar si artis.ternyata  artis itu biasa sama kayak kita juga kalo melorot celananya di benerin juga ya wka..ka..ka..ka...










ini nih yang paling di demenin di negara ku yang tercinta ini disetiap ada lapak pasti ada pedagang kaki lima.
menjual beraneka ragam baram                                  
dari yang menjual alat alat permainan sulap,baju,buah,pernik pernik,asesoris hp juga ada....
harga murah meriah....yang penting adu urat leher musti jago kalo ngga ya kena deh apes kemahalan wka..ka..ka...



liat nih buah mangga darmayu yang ditata di etalase kaca beralaskan es berasa melambai lambai,merayu dan menggoda untuk dihampiri qi..qi...qi....

musisi jalanan juga banyak menghibur para penikmat wisata kuliner disepanjang areal ini.gayanya yang semau gue terkadang sedikit angker juga sih,tapi kalau melihat mereka tersenyum ramah ya tidak masalah merogoh kocek untuk berbagi

sisah sisah jaman kompeni belanda,mungkin dulu dari sinilah dentuman meriam berasal .....
.lumayan buat   latar belakang foto



ini pojokan lapak yang cukup menarik secara dengan hanya Rp 5000 anak anak sudah bisa membuat cicin dengan gravir namanya disini.













emaknya ikut nungguin sampai pesanan anak anak jadi semua sekalian jadi juru bayar qi...qi...qi...
                       




senjapun jatuh diantara ranting ranting
mengintip disela bangunan tua
merengkuh sekitar dengan semburat jingganya.............


Dan langitpun memberi tanda
tentang cinta yang tersenyum disenja ini
juga melambaikan salam perpisahan



pinangsia stasiun jakarta kota kami lewati ketika azan magribh berkumandang.stasiun yang memiliki nama keren beos yaitu kependekan Bataviache ooster spoorweg maatschapij atau maskapai KA batavia punya.
tapi ada juga yang bilang kalo beos itu dari batavia en omstreken bahasanya kompeni yang bikin lidah terlilit wka..ka..ka..
biasa diartikan seperti istilah kita sekarang transportasi untuk wilayah jabodetabek tapi dulu masih meliputi daerah kerawang juga.



kemilau jingga langit kota jakarta,ini suasana ketika kami menepi sejenak di sekitar pasar senen untuk mencari mushola.pantulan langit yang indah dari atap mobil.ternyata menikmati cakrawala diujung senja kota jakarta yang macet itu ada sisi indahnya juga loh.....


selesai maghrib ketika kami melaju dijalan yang penuh bau rem,maklum dikit dikit kendaran terpaksa memelan karena macet.ada sesuatu yang indah menyembul yaitu
 terlihat purnama menampakan diri dilangit jakarta yang mulai temaran cie..cie..cie...berlagak romantis ajalah daripada bete jaya gini..




dan seperti biasa kami terjebak kemacetan untuk kesekian kalinya dijalan whoaa...aa...hu..hu..hu...dalam keadaan lelah yang bercampur senang si emak tetep ngga mau mati gaya,begaya terus diantara decitan rem ratusan mobil yang tercecer dijalan jakarta wka...ka..ka....

6 comments:

  1. Fotomya keren-keren, pasti seru ya jalan-jalannya seseru blognya, meriah banget.Salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih mbak Ety Abdoel atas blog walking plus sudah bersedia meninggalkan jejaknya....
      salam kenal juga ya....

      Delete
  2. senangnya berlibur bareng keluarga...:)
    salam buat pak agus buk.. dari mahasiswanya dulu... deddy saputra

    ReplyDelete
  3. salam kenaaaaal maaak....nyow kabar? wawai? mudah-mudahan masih ingat sedikit sedikit bahasa :Lampung :D...sekarang di Jepang ya...seneng dooong...pengen denger cerita dari sana :D...aku follow yaaaa...cheers,...

    ReplyDelete
  4. dijepangnya udah selesai mbak,sekarang tugas di lampung sai bumi ruwah jurai hehehe

    ReplyDelete