Setelah cerita serunya jatuh bangunnya kami mengejar sunrise di Penanjakan satu,berhenti sejenak di tengah jalan untuk menikmati sisi lain dari Penanjakan dua serta cerita haru biru karena mengalami kegagalan mencapai Kaldera Bromo maka cerita explore Bromo di lanjutkan lagi setelah hampir setahun hanya berhenti di draft hahaha...perlu kemoceng nih buat bersihin blog yang mulai berdebu.
Jadi setelah 3 spot kami datangi maka sesuai janji mas yang menyupir Jeep maka eksplore selanjutnya kami akan di ajak ke sisi sebelah timur dari kaldera Bromo yaitu sebuah padang savana rumput luas nan hijau yang di kenal dengan sebutan Bukit Teletubbies.
Kalau generasi yang pernah menonton film seri anak anak di akhir tahun 90 an atau awal tahun 2000an tentu akan tahu dengan 4 tokoh boneka yang sering bermain di padang rumput hijau dengan di temani matahari yang bersinar cerah,secerah ketawa bayi yang di gambarkan pada matahari yang muncul di awal film tersebut.
Letak savana ini di belakang atau sebelah timur kaldera atau berada di tebing sebelah barat sehingga kawasan ini agak jauh dari arah angin asap kaldera yang menyebabkan kawasan ini lebih hijau dari pada kawasan lain di sekitar kaldera Bromo.
Kawasan savana ini di sebut juga dengan nama lembah Jemplang karena memang berada dekat dari desa Jemplang.
Untuk mencapai tempat ini dari kawasan kaldera hanya memakan waktu sekitar 15 menit saja,tetapi jalan yang di lalui masih berupa jalan off road alias tanah luas yang banyak lubang lubangnya.Kendaraannya yang bisa melewatinya hanya motor atau jeep saja.
Karena sudah hampir jam 8 pagi udara mulai menghangat karena matahri mulai menunjukan dirinya.Jadi ketika dalam perjalanan mulai deh kami melepas beberapa bagian baju penghangat dan perlengkapannya.Debu bertebaran sepanjang jalan di iringi deru mobil mobil yang menggunakan gas pada posisi maksimal.Terkadang mobil harus di gas lebih kencang lagi karena mobil masuk ke dalam lubang yang bisa di bilang dalam sepanjang jalan.Walau bila di lihat sepintas jalan yang membentang luas ini memudahkan perjalanan pada kenyataannya ternyata supir harus menguasai medan alias rute yang biasa di lalui menuju savana rumput.
Setelah menempuh perjalanan yang menghangatkan seluruh tubuh dengan sensasi terlempar di dalam Jeep tibalah kami pada sisi lain yang cantik mempesona,dengan hamparan padang rumput yang luas membentang dengan di kelilingi bukit bukit yang melingkarinya,persis gambaran taman bermainnya teletubbies cs.
Berjejer Jeep di parkir sepanjang menuju area savana.Karena sinar mentari yang mulai menyilaukan mata maka kacamata hitam mulai di mainkan.Jadi kacamata adalah salah satu barang wajib yang di bawa juga selain perlengkapan pembungkus tubuh dari terpaan udara dingin karena harus berangkat di tengah malam buta.
Untuk menjelajah seluruh kawasan kita bisa menggunakan jasa penyewaan kuda yang sudah sangat ramah menyapa sejak kami memarkir mobil.
Setelah puas berpanas panasan dan berfoto di area savana ini kami langsung buru buru menuju parkiran karena berlari larian itu bikin tenggorokan kering.Beruntung kami sudah membawa logistik peralatan tempur jadi tidak sampai kering kehausan.Karena hari mulai siang pisang goreng plus roti yang kami bawa lumayan bisa untuk mengganjal perut yang mulai memprotes.Dan Alhamdulillah anak yang kedua bisa ikut menikmati spot ke empat ini setelah di spot ke dua dan ke tiga ia absen dengan tidur di mobil.Serangan diare yang lumayan lama sejak awal perjalanan kami dari Jakarta cukup membuatnya menyerah.Mungkin karena udaranya yang hangat membuat perutnya lebih hangat dan nyaman.
Setiap perjalanan selalu ada cerita cerita unik yang terselip yang akan menjadi kenangan di kemudian hari.Perjalanan selalu mempunyai wajah yang berbeda tetapi selalu mempunyai kesamaan yaitu mengisi kembali kekosongan kesempatan bercengkrama bersama orang orang yang tersayang.
Selanjutnya adalah cerita kerennya mendengar pasir yang berbisik di spot yang ke empat.
No comments:
Post a Comment