Monday, January 17, 2011

batavia

Walau sering melintas disekitar monas terus terang sejak anak anak besar ternyata kita tidak pernah mampir lagi ke monas.Dan ketika ditanya ke anak anak apakah mereka ingat kapan terakhir kali singgah di monas mereka sudah tak ingat


Ternyata ketika kita sampai dimonas kala pagi itu,suasanannya ramai.Walau ramai monas tidak dibuka fasilats untuk naik ke menaranya.huuuuuu.........pengunjung kecewa.padahal kita mo lihat jakarta dari puncak Monas yang katanya didirikan pada tahun 1959 dan diresmikan dua tahun kemudian pada tahun 1961 dan sekarang menjadi salah satu icon jakarta. padahal kita sudah sampai di pintu masuk di sekitar patung Pangeran Diponegoro tapi kok tutup. "kita akan melalui lorong bawah tanah untuk masuk ke Monas",jelas saya pada anak anak tapi kali ini kita tidak beruntung untuk bisa masuk ke monumen yang tingginya sekitar 132 m ini. Anda pun dapat melalui pintu masuk di pelataran Monas bagian utara.

Didepan monumen nasional ini ternyata ada acara live dari Republik Cinta asuhan om A.Dhany lagi manggung untuk memeriahkan hari say no 4 drug/narkoba.Beuuuh panas panas gini orang pada berkerumun alahhh....susah amat nih hidup ya enakan nonton dari TV aja lah yaoooo kata anak anak kompak wka..ka..ka..




Berlatar belakang monas walau agak buram karena pencahayaan yang melawan teriknya sinar matahari tapi foto kali ini berhasil mengambil penuh menjulangnya si monas yang
rancang bangun tugunya konon berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi yaitu Lingga dan Yoni. Dimana tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari. Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta melambangkan malam hari. Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "lesung", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi The 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.



Menurut sejarahnya Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.Dan kalau malam kita bisa lihat kuningnya warna emas(emas asli) dipuncak monas yang cantik ditimpa temaran sinar lampu.katanya hadiah dari seorang konglomerat Aceh yang beratnya kiloan hmmmm sambil bayangin coba dijadikan perhiasan,bakal bungkuk nih badan keberatan wka..ka..ka..


Akhirnya kita putar arah ke pasar baru yang dijadwalnya lagi ada festival di tempat ini.Walau macet dan susah cari parkir akhirnya bisa juga kita masuk area yang terkenal dengan toko textilnya.
Topnya "Passer Baroe"/pasar baru sudah diketahui di masa Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) dulu. Daerah "Passer Baroe" dulu tidak hanya dikenal sebagai daerah elite karena berada tidak jauh dari kawasan Rijswijk (Jalan Veteran) yang dibangun pemerintah Kompeni Belanda untuk orang-orang kaya di Batavia. Ya, sekarang ini mirip kawasan Menteng atau Pondok Indah.

Dan seperti biasa emak emak ketemu pasar wah...langsung kalap hinggap ketoko satu dan ketoko lain yang didepannya banyak tulisan "sale" atau "obral besar"
para lelaki masuk ke area toko elektronik yang baru di buka di plaza yang baru.Dan tidak ketinggalan mencoba sepatu yang banyak ditawarkan di beberapa toko.Eh tempoe doeloe pasar baru juga terkenal dengan toko sepatunya loh...

Dan sebagai pusat perbelanjaan tertua di Ibu Kota Jakarta. Pasar Baru memiliki agenda tahunan – saban ulang tahun Jakarta, 22 Juni – Pasar Baru ikut nimbrung dalam sebuah kemasan yang dinamakan "Festival Passer Baroe". Sayangnya, "Passer Baroe" — begitu dulu dinamakan orang, kini dikenal sebagai Pasar Baru — perlahan-lahan mulai tampak kalah pamor menyusul menjamurnya pusat perbelanjaan modern seperti mal dan plaza yang menampung kerakusan belanja warga Jakarta.



Foto dilatar belakang Festival Pasar Baru. Pasar yang dibangun pada zaman Belanda ini biasanya pada festival tampil berbeda selama tiga hari.
Tak hanya makanan tradisional disajikan di sana tapi ada juga pameran lukisan. Lukisan-lukisan ini merupakan karya seniman jalanan yang biasa mangkal di sekitar Pasar Baru. Jadi stelah puas nyambangi toko-toko yang memberikan diskon khusus bagi pengunjung kita rehat sebentar disini sambil diselingi menikmati jajanan khas jakarta seperti kerak telor


tidak terasa zhuhur mulai menipis alias diujung siang jadi kita buru buru keluar dari pasar baru dan menuju masjid istiqlal untuk sholad zuhur

Akram dan azzam bermain main sejenak sambil mendengar khotba dari pengurus masjid sebelum masuk waktu ashar.
Kita memutuskan menunggu ashar yang tinggal 30 menit lagi sambil zikir dan melemaskan kaki yang lumayan pegal jalan dari pagi.Jarang kan kita sholad di masjid yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara ini.

Didalam masjid sambil memandangi sentuhan art yang menghiasi hampir disetiap sudutnya
Ternyata arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban yang juga sukses menjadi tim arsitek monas. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah.


Sayang megahnya kubah masjidnya yang berdiameter hingga 45 meter yang berwarna putih itu tak terlihat jelas diphoto.


Setelah sholad zhuhur dan ashar ditunaikan kami berjalan keliling area masjid ini.Lalu ngaso sebentar sambal makan pop mie yang kami bawa dimobil jika lagi jalan berikut termos air hangat,kopi,termos air dingin.ini antisipasi kelaparan ditengan kemacetan jakarta seblum ketemu resto atau tempat makan yang di maui anak anak.

Tetap ibu dan anak anak mengabadikan diri di setiap tempat yang disinggahi hi..hi..hi..merah merah....go..go..go...siapa takut

Didepan atau atas jembatan kali ciliwung yang membelah kota jakarta didepan masjid. dari sini terlihat megahnya gereja katedral didepan jalan ini,hmmm terlihat konsep keharmonisan antar agama. 2 bangunan megah simbol keagamaan yang saling berhadapan terlihat indah.....

Terlihat gedung gereja yang dibangun pada 1901 dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu.

Selesai putar putar kota tua di batavia akhirnya setelah magrib kita langsung dengan kalapnya menghabiskan menu chicken tofu nana sen,beef teriyaki dan beef yakiniku ,kidzu bento untuk akram yang dipesan di hoka hoka bento,secara kelaparan panjang karena alasan kelasik yaitu kemacetan jakarta.masuk sebuah mall dan langsung .....onaka ga suita dakara.....pokoke balas dendammmmmmmmmmmmmm

No comments:

Post a Comment