Pulang ke Jakarta kali ini hanya sebentar waktunya jadi kita memuaskan diri jalan jalan terus setiap hari.Sampai orang rumah protes karena kita sampai di rumah ketika malam mo bobok aja wke..ke..ke...Padahal orang rumah kangen karena kami jarang bisa berkesempatan kumpul keluarga.Tapi itulah kami sejak anak anak masih kecil baik ketika tinggal di negri orang hingga pulang lagi ke tanah air kami tak bisa meninggalkan kebiasaan melakukan perjalanan mendatangi tempat tempat baru bersama anak anak.
Bagi kami waktu libur atau luang adalah kesempatan kami menghabiskan waktu untuk anak anak dengan menjelajah banyak tempat,agar memori mereka selalu terisi dengan banyak momen dan pengalaman baru yang akan terus melekat di ingatan hingga sepanjang hidupnya kelak.
Bagi kami waktu libur atau luang adalah kesempatan kami menghabiskan waktu untuk anak anak dengan menjelajah banyak tempat,agar memori mereka selalu terisi dengan banyak momen dan pengalaman baru yang akan terus melekat di ingatan hingga sepanjang hidupnya kelak.
Pagi itu kita main ke Bogor,kota yang jarak tempuhnya hanya tidak sampai 1 jam dari Jakarta.Tujuannya ingin makan di Kebun Raya Bogor(KRB.Ternyata kota Bogor tidak seperti dahulu lagi.Hampir mirip dengan kota Jakarta di mana mana banyak kendaraan yang lama parkir di tengah jalan alias macet lama tanpa ada gerakan kendaraan.
Selain itu bila akan memasuki suatu tempat tujuan dari jauh sudah terlihat tumpukan kendaraan yang lumayan bikin kelenger untuk memarkir kendaraan.Begitupun ketika kami bermaksud mengunjungi KRB,sudah berkali kali mobil kami berputar tapi ada ruang parkir.Akhirnya karena parkir susah kita parkir di Botanic Square yang terletak di seberang jalan.Kami menyeberangi jalan Pajajaran dan berjalan kaki menyusuri trotoar Jl. Ir. H. Juanda menuju ke gerbang masuk KRB.
KRB ini mempunyai Taman yang luas yang membuat anak anak leluasa berlarian kesana kemari menghabiskan energi dengan gembiranya.Sudah lama sekali setelah kepulangan kami ke tanah air anak anak tidak merasakan keleluasaan bermain di area terbuka seprti taman di KRB ini.
Sebenarnya hari cukup terik di siang ini tetapi karena banyak angin membuat suasananya berasa menyegarkan.Kami seperti melihat suasana musim semi di taman yang terletak persis di tengah ini.Banyak orang yang menggelar tikar dan menyantap makanan yang di bawa dari rumah.Bercengkerama dengan keluarga masing masing.persis dengan suasana ketika kami menikmati Hanami,yaitu pesta menikmati mekarnya bunga Sakura di awal musim semi.
Di tengah taman luas terdapat kolam dengan teratai yang belum mekar bunganya.Suasananya benar benar mengingatkan kami akan kota Chiba di akhir musim semi.Suhu yang mulai menghangat dan dominasi warna hijau dan bunga berwarna cerah di selanya.Tetapi kalau di Chiba bila ada bunga Lotus maka itu menandakan di mulainya musim panas yang mana indahnya Lotus yang mulai bermekaran dapat di nikmati di bulan Juli saja.
Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis.
Di sebelah barat ketika kami masuk kami melihat sebuah pohon dengan diameter batang yang sangat sedang lebar di tebang,Ahh tentu pohon ini di tanam sudah sejak lama sekali di s'Lands Plantentuinte Buitenzorg ini.Tapi tak perlu waktu lama untuk menumbangkannya,zannen desu ne.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa di katakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sinilah lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Para anak lelaki cukup kuat juga untuk mengintari Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor ini padahal kebun botani ini luasnya mencapai 87 hektare dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.Malahan anak anak begitu antusias melihat keaneka ragaman pohon pohon yang ada di area ini.Bagi mereka mungkin ini semacam darma wisata yang penuh dengan sajian pengetahuan tentang berbagai jenis tumbuhan yang jarang mereka lihat.
Bila sudah lelah kami akan berhenti sejenak dan membiarkan anak anak bergulingan di rerumputan hijau yang mendominasi taman yang luas ini di selingi dengan gaya khas dunia anak anak laki yaitu sambil main perang perangan,uhui....tempat yang tepat di waktu yang tepat untuk outbond anak anak nih KRB.
Selain itu mamanya boleh juga dong narsis,secara dari tadi kerjaanya mengabadikan gambar & merekamnya juga dalam video...
Matahari mulai naik dan semilir angin dingin kota Bogor membuat kita ngga nahan untuk cepat cepat membuka bekal nasi timbel dan ayam bakar yang kita beli di Bogor trade mall tadi waktu kita baru sampai di kota hujan ini.
Setelah menghabiskan bekal kami mengajak anak anak untuk menyususri KRB ini lebih ke dalam lagi.Dan ternyata di bagian belakang dari taman ada sebuah jembatan yang bisa di bilang menjadi salah satu icon KRB.Jembatan ini julukannya adalah jembatan merah di mana nama ini konon katanya merupakan 'jembatan cinta' yang jaman baheula punya versi ceritanya sendiri yaitu bila sepasang kekasih berjalan menyeberangi Jembatan Merah, maka di percaya tidak lama kemudian hubungan percintaannya berakhir. Namun sebaliknya, bila berjalan di Jembatan Cinta bukan bersama kekasih melainkan hanya teman, jika berpacaran di percaya akan langgeng dan bahkan bisa sampai ke jenjang pernikahan.
Sejarah Jembatan Merah ini sendiri di awali pada tahun 1881, ketika seorang arsitek Belanda, Mr Motmann, bersama amtenar pribumi bernama Saripin membangun jembatan yang melintasi Sungai Cipakancilan. Setelah rampung, jembatan lengkap dengan lampu-lampu gas tersebut di lumuri cat warna merah bata, dari sinilah sebutan Jembatan Merah diambil.
Seperti biasa di setiap tempat yang baru kami akan mengabadikan dengan memotretnya,begitupun di jembatan merah yang membelah sungai ini kami berfoto ria,jembatan yang katannya punya cerita unik sendiri tentang dua anak manusia yang bisa berpisah??
Cerita abadi yang biasa terjadi pada masyarakat pada umumnya di daerah yaitu karena pengaruh mistik yang kental,semacam kutukan jika melewati jembatan merah ini.
Cerita abadi yang biasa terjadi pada masyarakat pada umumnya di daerah yaitu karena pengaruh mistik yang kental,semacam kutukan jika melewati jembatan merah ini.
Di KRB ini kami dapat menemukan banyak spesies bunga liar seperti bunga yang bergelantungan di pohon pohon besar,amazing....so beautiful.
Bunga bunga memberi warna tersendiri pada kekakuan pohon pohon tua yang besar menjulang berjejer di jalan bagian belakang.Lumayanlah untuk menghilangkan suasana seram di karenakan jalannya lebih gelap di karenakan pepohonannya menutupi cahaya matahari menyinari lokasi di sini secara bebas.
Bunga bunga memberi warna tersendiri pada kekakuan pohon pohon tua yang besar menjulang berjejer di jalan bagian belakang.Lumayanlah untuk menghilangkan suasana seram di karenakan jalannya lebih gelap di karenakan pepohonannya menutupi cahaya matahari menyinari lokasi di sini secara bebas.
Sepanjang jalan yang ada di kawasan Kebun Raya Bogor banyak sekali pohon tua yang berukuran besar dan membuat suasana tampak lebih sejuk. Pohon-pohon raksasa dan berumur ratusan tahun ini cukup membuat kita kagum.Selain berfungsi sebagi paru paru kota karena penghasil oksigen yang besar juga jadi semacam payung alami yang melindungi para penjelajah kawasan KRB ini.
Ada yang bikin miris di setiap mengunjungi area umum yaitu kebiasaan ketidak disiplinnya para pengunjung ketika mengunjungi area public membuat taman ini menjadi kotor.Di mana dengan pemandangan sampah yang di buang sembarangan.Jadi ingat ketika di Jepun setiap kita mendatangi area public seperti taman ,pantai kita selalu membawa kantong plastik untuk tempat wadah sisa makanan/sampah yang akan dibuang di kotak sampah atau kita bawa kembali pulang.Kebayang betapa lelahnya petugas kebersihan untuk memunguti sampah yang berserakan di tempat yang luas ini....
Setelah hampir seharian menghabiskan waktu di Bogor kami kelaparan juga,akhirnya kami memutuskan makan dulu di Hanamasa sebelum kembali pulang.Karena di resto khas Japan ini konsumen bisa makan sepuasnya dengan membayar Rp 75000 per orang.Hitung hitung buat mengganti energi kami yang seharian ini telah lelah berkeliling di kebun raya yang luasnya lumayan menghabiskan cadangan lemak yang memang cuma sedikit ini,kurus hihihi...
Self service,U can eat all....beuh sampai kekenyangan tuh anak anak di resto ini.
Akhir yang menyenangkan puas jalan jalan,puas makan makan dan isi kantong nyak babe sukses terkuras wk.kaa..ka...ka......
Tapi tak mengapa kebersamaan,tempat baru juga pengalaman untuk anak anak adalah momen yang tak bisa di hargai dengan nominal.Karena semua itu adalah bayaran dari sebuah kebahagiaan sebuah keluarga kecil kami.
Tapi tak mengapa kebersamaan,tempat baru juga pengalaman untuk anak anak adalah momen yang tak bisa di hargai dengan nominal.Karena semua itu adalah bayaran dari sebuah kebahagiaan sebuah keluarga kecil kami.